MOROWALI, HBK – Tangis haru bercampur kekecewaan menyelimuti keluarga korban longsor di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Kecamatan Bahodopi, Morowali.

Mereka tak hanya berduka atas hilangnya orang-orang tercinta, tetapi juga geram dengan lambannya proses pencarian korban yang masih tertimbun material longsor.

Peristiwa tragis ini terjadi pada Sabtu (22/3/2025) pukul 00.10 WITA setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut selama empat jam tanpa henti. Intensitas hujan yang tinggi menyebabkan tanah longsor di area pertambangan, menimbun beberapa pekerja yang tengah bertugas.

 

Seiring berjalannya waktu, harapan keluarga korban untuk segera menemukan titik terang terasa semakin berlarut-larut. Salah satu anggota keluarga korban mengungkapkan kekecewaannya terhadap minimnya upaya pencarian yang dilakukan pihak perusahaan.

Hingga saat ini, hanya satu alat berat yang terlihat di lokasi untuk membantu proses evakuasi—jumlah yang dianggap jauh dari cukup untuk menangani longsor sebesar itu.

“Kami sangat berharap ada upaya lebih cepat dan maksimal dalam pencarian. Saat ini, hanya ada satu alat yang digunakan, itu sangat tidak cukup,” ujar salah satu keluarga korban dengan nada penuh keprihatinan.

Desakan pun disuarakan agar Badan SAR Nasional (Basarnas) segera turun tangan. Menurut keluarga korban, keterlibatan Basarnas dapat mempercepat proses pencarian dan memberikan kepastian bagi mereka yang kini hanya bisa menunggu dalam ketidakpastian.

“Kami butuh tindakan nyata. Jangan sampai kami merasa kehilangan dua kali: kehilangan orang yang kami cintai, dan kehilangan kepercayaan pada pihak yang seharusnya membantu,” tambahnya.

Hujan deras yang mengguyur kawasan IMIP malam itu memang menjadi pemicu utama bencana ini. Namun, lambannya respons dari pihak terkait semakin memperparah penderitaan keluarga korban.

Mereka berharap pemerintah dan instansi terkait segera mengambil langkah konkret agar pencarian dan evakuasi dapat dilakukan secara maksimal.

Dalam tragedi seperti ini, waktu adalah musuh terbesar. Setiap detik yang berlalu tanpa aksi nyata hanya menambah panjang derita keluarga korban yang kini menggantungkan harapan mereka pada langkah-langkah cepat dan tegas dari pihak berwenang.

Akankah harapan itu segera terjawab, atau justru tenggelam bersama material longsor yang masih menyelimuti para pekerja? Hanya tindakan nyata yang bisa menjawabnya. (Moel)