SIDRAP, HBK — Komunitas perempuan Senam Bambu Runcing atau yang dikenal dengan singkatan Bucin Rappang, kembali menyelenggarakan kegiatan istimewa bertajuk Sunset Sailing Trip.
Kegiatan ini diadakan untuk merayakan lima tahun kebersamaan komunitas tersebut, bertempat di Kapal Phinisi, Anjungan Pantai Losari, Makassar, pada 3 Mei 2025.
Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Bupati Sidenreng Rappang, Hj. Nurkanaah, S.H., M.Si., yang juga menjabat sebagai Ketua PGRI Sidrap sekaligus salah satu pendiri komunitas Senam Bambu Runcing.
Pada kesempatan ini, kegiatan mengusung tema Senam Sehat Bucin.
Sejumlah anggota komunitas, panitia, dan tokoh masyarakat ikut memeriahkan kegiatan tersebut.
Menurut Wabup Nurkanaah, kegiatan ini bertujuan untuk membangun kekompakan antaranggota serta mempererat tali silaturahmi, mengingat aktivitas seperti ini hanya dilakukan sekali dalam setahun.
Meskipun begitu, senam rutin tetap dilaksanakan dua kali seminggu, setiap Rabu dan Sabtu, di pelataran Monumen Bambu Runcing Rappang.
Koordinator kegiatan, Cenceng, menekankan pentingnya membawa kegiatan senam ini ke ruang publik sebagai bentuk ajakan kepada masyarakat untuk peduli terhadap kesehatan melalui olahraga, khususnya senam.
“Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi awal kerja sama yang baik bagi masyarakat Rappang. Harapan kami juga, ke depan pemerintah daerah dapat mendukung dengan mengadakan lomba atau senam bersama dalam rangka memperingati Hari Jadi Sidenreng Rappang,” ujar Hj. Rosmini, salah satu anggota komunitas.
Dalam sambutannya, Nurkanaah menyampaikan bahwa kegiatan Senam Bucin telah memberikan ruang bagi perempuan Sidrap untuk lebih percaya diri, tampil di ruang publik, serta menjadi pribadi yang lebih sehat dan produktif. Ia menambahkan bahwa perempuan kini tidak hanya menjadi pendamping suami, tetapi juga bisa turut andil dalam kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di Indonesia.
Melalui kegiatan Sunset Sailing Trip ini, diharapkan dukungan dari pemerintah daerah terus mengalir sehingga Senam Bambu Runcing (Bucin) semakin dikenal luas, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga mancanegara.
Komunitas ini diharapkan menjadi contoh konkret dari implementasi visi perempuan sehat dan berdaya di masa depan.
Sementara itu, Misbar—MC dalam acara ini yang juga merupakan mahasiswa Magister Komunikasi Universitas Hasanuddin—menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi simbol produktivitas perempuan Indonesia dalam membangun ruang kebersamaan.
Ia mengutip filosofi lokal To Ogi’e:
Melleki tapada melle; tapada mamminanga; tasiyallabuang — yang berarti menjalin hubungan baik dengan sesama akan membuka pintu kesuksesan, baik secara individu maupun kolektif.
Penulis : Resky Purnamasari
Tinggalkan Balasan