Mobil milik warga Sidrap yang terkena tembakan di sekujur bodi mobil terjadi di Desa Lainungan.

SIDRAP, HBK —  Malam di Desa Lainungan, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, mendadak berubah mencekam.

Delapan butir peluru bersarang di bodi sebuah mobil Mitsubishi Expander bernipol disamarkan yang dikendarai dua warga.

Ironisnya, peristiwa itu diduga kuat dilakukan oleh oknum petugas Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulsel dalam sebuah penggerebekan terhadap terduga pengguna narkoba, Selasa (14/10/2025) malam.

Mobil yang porak-poranda itu diketahui berada di bawah naungan PT Muda Jaya Perkasa, dengan penanggung jawab usaha rental kendaraan bernama Hasdar, warga Kelurahan Tanru Tedong, Kecamatan Dua Pitue, Sidrap.

Menurut informasi yang dihimpun, mobil tersebut disewa oleh seseorang tanpa sepengetahuan langsung dari pemilik rental.

Belakangan, kendaraan itu ternyata dibuntuti oleh sejumlah petugas yang mencurigai penyewa mobil tersebut terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.

Namun yang sangat disayangkan, cara pemberhentian oleh petugas justru menimbulkan tanda tanya besar.

Alih-alih memberikan tembakan peringatan, yang terlihat pada bodi mobil justru jejak tembakan ke arah kabin depan sopir dan bahkan ke arah tangki bahan bakar.

“Kalau dilihat dari posisi peluru, ini bukan tembakan peringatan — ini tembakan mematikan. Arah peluru ke kabin dan ke tangki itu bisa meledakkan mobil,” tutur salah satu warga yang melihat kondisi kendaraan pasca-penembakan.

Dari hasil pantauan di lokasi, delapan peluru menembus kaca depan, sisi kiri-kanan bodi, hingga bagian belakang kendaraan.

Ajaibnya, dua orang yang berada di dalam mobil selamat tanpa luka sedikit pun. “Kalau tidak cepat merunduk, bisa tamat di tempat,” ujar seorang saksi mata.

Kepala Desa Lainungan, Andi Haruna, membenarkan insiden tersebut terjadi di wilayahnya.

“Saya baru tahu setelah warga dan pemilik mobil datang melapor. Saat kejadian saya sedang berduka karena keluarga meninggal dunia,” ujarnya.

Sementara salah satu personil Mako Polsek Watang Pulu, mengaku tidak menerima laporan resmi terkait peristiwa itu.

“Kami tidak tahu menahu soal operasi itu, baru tahu setelah mobil berlubang-lubang ditemukan warga,” katanya.

Ironisnya lagi, setelah aksi penembakan itu, para petugas diduga meninggalkan lokasi begitu saja, meninggalkan mobil yang berlubang-lubang di pinggir jalan tanpa penjelasan atau proses penyelidikan lanjutan.

“Andai ada korban di situ, mungkin tidak akan ada yang tahu. Mobil itu sempat lama terparkir tanpa ada petugas,” tambah warga lain.

Lebih parah, dari hasil pengecekan di lapangan, tidak ditemukan barang bukti narkoba seperti yang dicurigai sebelumnya.

Informasi menyebutkan, operasi tersebut belum memasuki tahap undercover buy karena informan petugas belum menyerahkan barang yang dimaksud — sekitar puluhan butir pil yang diduga narkotika.

Namun entah kenapa, penggerebekan nekat tetap dilakukan dengan tembakan dalam jarak dekat yang berpotensi fatal.

Sementara salah satu PJU Polres Sidrap,  Sutikno, ketika dikonfirmasi, mengaku tidak mengetahui detail kejadian tersebut.

“Kami baru tahu setelah peristiwa terjadi. Tidak ada koordinasi dengan Polres,” ujarnya.

Peristiwa ini sontak memunculkan pertanyaan besar dari publik Sidrap:
🔹 Apakah prosedur BNNP Sulsel dalam operasi ini sesuai SOP?
🔹 Mengapa penembakan dilakukan tanpa tembakan peringatan?
🔹 Dan, bagaimana pertanggungjawaban atas tindakan yang nyaris menghilangkan nyawa warga sipil?

Warga berharap kasus ini segera diusut tuntas agar kejadian serupa tidak terulang dan citra aparat penegak hukum tidak tercoreng oleh tindakan oknum di lapangan. (Ady/*)