JAKARTA, HBK – Anggota DPR RI, Muslimin Bando (MB), kembali menegaskan komitmennya untuk membantu stabilisasi harga cabai nasional melalui peningkatan produksi cabai varietas unggul, Cabai S2 (Salodua), dari Kecamatan Maiwa, Enrekang.
Lebih dari itu, MB menyoroti peran strategis komoditas ini dalam meredam inflasi.
MB mengungkapkan bahwa sejak lama dirinya aktif memotivasi masyarakat untuk menanam cabai S2. Mulai dari pekarangan rumah hingga skala besar lewat kelompok tani yang dibina.
Bahkan, melalui kelompok tani yang difasilitasi di Kecamatan Maiwa dan kompleks pertanian Mitra Farm Maju Bersama (MFMB) di Kawasan Industri Maiwa (KIWA), MB telah mendorong produksi skala besar.
“Cabai adalah salah satu komoditas yang paling cepat mempengaruhi inflasi. Jika cabai di Jawa mencapai Rp100 ribu/kg, cabai S2 dari Maiwa bisa tersedia di pasaran hanya Rp70 ribu/kg. Ini kesempatan untuk bantu pemerintah menstabilkan harga dan memastikan pasokan,” ujarnya.
Cabai dari Enrekang tak hanya merambah pasar lokal, tapi juga Jawa dan Indonesia Timur, yang selaras dengan strategi pengendalian harga pangan.
Menko Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) turut mendukung langkah ini. Pada beberapa kesempatan, Zulhas mendorong masyarakat untuk menanam cabai, bahkan di pekarangan rumah, sebagai solusi tepat untuk meredam lonjakan harga .
Selain itu, Zulhas menegaskan target pemerintah terhadap ketahanan pangan nasional: peningkatan luas tanam dan produksi berbagai komoditas, termasuk cabai, ditopang anggaran pangan Rp144,6 triliun pada 2025 dan ketahanan stok 3,9 juta ton beras per Mei 2025 .
MB menyatakan, “Melalui sinergi antara pemerintah pusat–termasuk Kemenko Pangan, Kementan–kelompok tani di Maiwa, dan DPR, kita bisa menaikkan kapasitas produksi cabai S2 hingga memenuhi kebutuhan nasional.”
Komitmen bersama ini tampil sebagai jawaban atas kenaikan harga pangan dan sebagai strategi antisipasi terhadap gangguan rantai pasok global, sebagaimana pernah diperingatkan oleh komisi pangan DPR. (*)
Tinggalkan Balasan