SIDRAP, HBK – Wakil Direktur Perum Bulog, Mayjen TNI (Purn) Dr. Marga Taufiq, SH MH, menyatakan bahwa Kabupaten Sidrap merupakan salah satu daerah penopang utama ketahanan pangan terbesar secara nasional, khususnya di luar Pulau Jawa.

Klaim ini didukung oleh peningkatan produksi beras yang signifikan di wilayah Sulawesi Selatan, di mana Sidrap memainkan peran kunci utama dalam menyuplai pangan secara nasional.

Hal tersebut ditegaskan Akhmad Taufiq saat diwawancarai BKM usai menggelar pesta panen bersama Mitra Tani PB.Sehati di Dusun Kessi Pute, Desa Passeno, Kecamatan Baranti, Sidrap, Rabu (23/10) kemarin.

Dalam wawancaranya, Marga Taufiq menegaskan bahwa Sidrap memiliki potensi besar dalam mendukung ketersediaan pangan di Indonesia, terutama melalui program kemitraan antara Bulog dan petani lokal.

Program ini tidak hanya fokus pada penyerapan beras, tetapi juga pada peningkatan produktivitas pertanian melalui penyediaan benih unggul, pupuk, dan teknologi pertanian modern.

Pimpinan Wilayah Bulog Sulselbar, Akhmad Kholisun, menyatakan bahwa saat ini Bulog terus memperluas lahan pertanian yang bermitra dengan petani lokal.

Program Mitra Tani yang dijalankan di Sulawesi Selatan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, sehingga dapat mengatasi tantangan perubahan iklim yang berdampak pada sektor pertanian.

Sementara itu, Pimpinan Cabang Bulog Sidrap, Simon Melkisedek Lakapu, menambahkan bahwa hingga Oktober 2024, Bulog telah menyerap lebih dari 5.660 ton beras dari lahan percontohan di Pinrang, Sidrap, dan Gowa.

Bulog optimistis dengan potensi perluasan hingga 100.000 hektar di Sulawesi Selatan, program ini mampu memberikan kontribusi besar terhadap ketahanan pangan nasional.

Dengan kolaborasi yang melibatkan sektor swasta dan universitas, seperti Universitas Hasanuddin, Program Mitra Tani diharapkan dapat terus meningkatkan produktivitas pertanian dan mendukung kesejahteraan petani lokal.

Dipaparkan Simon Melkisedek Lakapu, bahwa lahan sawah di Kabupaten Sidrap tahun 2022-2023 mencapai luas 50.277 hektar, dengan produksi padi sebesar 502.652 ton, dan produktivitas rata-rata mencapai 6,38 ton per hektarnya. (*)