PINRANG, HBK – Drama penipuan asmara nyaris berakhir di pelaminan ketika seorang pria berinisial S (25), warga Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, kedoknya terbongkar menjelang akad nikah. S, yang selama ini menyamar sebagai perempuan bercadar bernama “Widya Musdalifah”, hampir saja menikah dengan MR (27), warga Desa Basseang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Selasa (12/8/2025).

Rencana pernikahan itu buyar seketika setelah keluarga mempelai pria memaksa S membuka cadarnya. Yang terungkap bukan wajah pengantin wanita, melainkan pria dengan identitas berbeda.

Dari TikTok ke Pelaminan Palsu

Kisah ini bermula dari perkenalan di aplikasi TikTok. Pelaku menggunakan foto dan video perempuan bercadar untuk memikat MR. Hubungan berlanjut lewat WhatsApp, hingga keduanya menjalin asmara jarak jauh.

Dalam proses itu, S kerap meminta uang dengan alasan biaya hidup. Tanpa curiga, MR mengirimkan uang secara bertahap hingga total sekitar Rp30 juta. “Saya hanya memanfaatkannya saja,” aku S di hadapan penyidik Polres Pinrang.

Pertemuan Pertama & Drama Kuburan

Pada 30 Juli 2025, MR terbang ke Kendari untuk bertemu S. Mereka kemudian ke Baubau, di mana S mengajak korban mengunjungi sebuah makam yang diklaim sebagai makam orang tuanya. Tak lama setelah itu, S menerima ajakan MR untuk menikah di Pinrang.

Tanggal pernikahan disepakati: 12 Agustus 2025. Namun, kebohongan S mulai retak ketika penghulu meminta dokumen identitas. S tak bisa menunjukkan KTP. Kecurigaan keluarga korban pun memuncak.

Cadar Terbuka, Amarah Meledak

Penolakan S saat diminta membuka cadar memicu ketegangan. Akhirnya, cadar dibuka secara paksa—dan semua rahasia terkuak. Pelaku pun menjadi sasaran amuk keluarga dan warga, hingga polisi turun tangan.

Kapolsek Lembang IPTU H. Ridwan Mustari mengatakan, pihaknya tiba di lokasi sekitar pukul 17.00 WITA dan menemukan pelaku dalam kondisi tangan terikat dan mengalami luka. “Kami lakukan negosiasi untuk evakuasi, namun keluarga korban sempat memblokade jalan,” ujarnya.

Situasi baru terkendali menjelang tengah malam, setelah personel gabungan datang. Pelaku dievakuasi ke Mapolres Pinrang untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Pengakuan Mengejutkan

Dari hasil interogasi, S mengakui semua aksinya, mulai dari penyamaran hingga menerima uang dari korban. Ia bahkan mengaku memiliki kelainan seksual. Kini, kasus ini dalam penanganan Polres Pinrang.

Dalam kasus ini menjadi pelajaran dan peringatan keras tentang bahaya penipuan asmara berbasis media sosial. Modus penyamaran identitas bukan hal baru, namun tetap memakan korban karena minimnya verifikasi dan mudahnya manipulasi visual di era digital. Dalam kasus ini, korban kehilangan uang, harga diri, dan hampir saja terjebak dalam pernikahan fiktif. (Ady)