SIDRAP, HBK — Jumat sore, 5 September 2025, suasana salah satu wisma di Sidrap mendadak mencekam.

Seorang perempuan, MKP (34), ditemukan tak bernyawa di dalam kamar.

Luka di lehernya menandakan betapa tragis akhir pertemuannya dengan seorang pria yang baru dikenal lewat aplikasi pertemanan daring.

Kabar itu cepat menyebar. Tak butuh waktu lama, publik Sidrap geger. Di balik suasana duka, sebuah pertarungan dalam perburuan hukum pun dimulai.

Dalam pengungkapan penuh dramatis ini, Tehnik pengungkapan Scientific Crime Investigation (SCI), yang diajarkan pola Kapolres Sidrap AKBP dr. Fantry Taherong, SH, SIK, MH menjadi kunci suksesnya kasus ini terungkap terang.

Malam Panjang di Ruang Penyidik

Begitu menerima laporan, tim Satreskrim Polres Sidrap langsung bergerak. Dibawah kepemimpinan Kapolres Sidrap dalam mengolah dan mencerna TKP (Tempat Kejadian Perkara), ada kunci yang menjadi lokus jajaran SatReskrim berhasil mengungkap siapa pelaku sebenarnya.

Malam itu, ruang penyidik penuh aktivitas. Kasat Reskrim AKP Setiawan Suratno, S.H., M.H bersama Kapolsek Dua Pitue IPTU Amiruddin, langsung mengambil langkah-langkah preventif dan SOP dengan mengoordinasikan setiap anggota.

Awalnya, polisi kesulitan mendeteksi, mulai visual wajah pelaku hingga pergerakan lari kemana, semuanya kabur dan tidak jelas.

Namun tim khusus yang langsung dibentuk Kapolres Sidrap terus bekerja siang malam, tidak putus asa dan tidak mengenal lelah dalam pengejaran pelaku yang sama sekali buta

Peta sebaran saksi, rekaman CCTV, hingga jejak digital pelaku di aplikasi pertemanan dibedah satu per satu.

“Setiap menit berharga. Kami tahu, pelaku pasti mencoba lari sejauh mungkin,” ujar salah satu penyidik.

Jejak yang Mengarah ke Wajo

Dari hasil olah TKP, tim menemukan petunjuk awal: keterangan saksi yang melihat pelaku pergi terburu-buru, serta jejak komunikasi di ponsel korban. Analisis cepat mengarah ke identitas YN (31), seorang pria yang tak asing di kalangan rekan bisnis kecil di Wajo.

Tim langsung membentuk unit pengejaran. Dari Sidrap, mereka meluncur ke arah Wajo, menelusuri jalur yang diduga dilalui pelaku.

Ketegangan di Lapangan

Hari kedua, tim membuntuti beberapa lokasi persembunyian yang diduga menjadi tempat pelaku singgah. Namun, YN cukup licin. Ia berpindah-pindah tempat, berpura-pura menumpang di rumah kerabat jauh.

“Rasanya seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Tapi kami yakin, setiap pelaku pasti meninggalkan jejak,” kata seorang anggota Satreskrim.

Hari ketiga, ketegangan makin terasa. Ponsel pelaku sempat aktif sesaat, sinyalnya terdeteksi di pinggiran Wajo. Tim segera bergerak.

Hari Keempat: Penangkapan Tanpa Perlawanan

Selasa sore, 9 September 2025, misi itu mencapai puncak. Tim berhasil mengidentifikasi lokasi pelaku di sebuah rumah kecil. Penangkapan dilakukan cepat, tak memberi ruang bagi YN untuk melawan atau kabur.

“Syukurlah, penangkapan berlangsung aman. Tersangka langsung digiring ke Mapolres Sidrap untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut,” ungkap IPTU Fahrul.

Apresiasi Publik

Bagi masyarakat Sidrap, kecepatan pengungkapan kasus ini menjadi bukti nyata kesigapan aparat. Empat hari, kasus yang sempat membuat resah akhirnya terjawab.

“Kerja polisi luar biasa. Kami salut dengan kegigihan penyidik,” ucap seorang warga Sengkang yang ikut menyaksikan proses penangkapan.

Catatan Kemanusiaan

Di balik keberhasilan itu, tersisa pelajaran pahit: sebuah pertengkaran bisa merenggut nyawa bila emosi tak dikendalikan.

Bagi keluarga korban, luka duka masih membekas. Namun setidaknya, mereka mendapat kepastian bahwa pelaku sudah ditangkap dan akan diadili.

Sementara bagi Satreskrim Polres Sidrap, kasus ini kembali menjadi catatan prestasi. Mereka membuktikan, tak ada ruang aman bagi pelaku kejahatan di Sidrap—sejauh apa pun melarikan diri, hukum pasti mengejarnya. (Arya)