ENREKANG, HBK — Aksi unjuk rasa puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Enrekang di depan Kantor DPRD Enrekang, Jalan Sultan Hasanuddin, Kamis (19/6/2025), berakhir ricuh.

Awalnya, aksi berlangsung damai. Para mahasiswa menyuarakan sejumlah tuntutan, terutama terkait aktivitas pertambangan di Kabupaten Enrekang. Mereka menduga dari sekitar 40 tambang yang beroperasi, hanya sekitar 10 yang mengantongi izin resmi.

Tak hanya soal tambang, massa juga menyoroti lemahnya pengawasan DPRD terhadap alih fungsi lahan yang marak terjadi di wilayah tersebut.

Kericuhan mulai terjadi saat para demonstran hendak membakar ban di halaman kantor DPRD. Aparat kepolisian yang bertugas mencoba menghentikan aksi tersebut. Adu mulut antara mahasiswa dan polisi tak terhindarkan, yang kemudian berujung aksi saling dorong. Akibatnya, satu kader HMI mengalami luka di bagian leher.

Koordinator lapangan aksi, Herman, mengecam keras tindakan represif aparat kepolisian terhadap massa aksi.

“Sebagai bentuk keseriusan kami mengawal kasus ini, besok kami akan kembali turun ke jalan. Kami akan menggelar aksi lanjutan di depan Mapolres Enrekang dan menuntut Propam menindak tegas oknum polisi yang melakukan pemukulan terhadap kader kami,” tegas Herman.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait insiden tersebut. (Achi)