SIDRAP, HBK – Semangat gotong royong dan kepedulian sosial kembali ditunjukkan oleh Kerukunan Keluarga Jawa (KKJ) yang berdomisili di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan.

Melalui kegiatan bakti sosial (baksos), KKJ melanjutkan upaya penataan tanah pemakaman umum yang mereka kelola di Kecamatan Maritengngae.

Kegiatan tersebut difokuskan pada kerja bakti penanaman pagar hijau serta pemasangan plang pintu gerbang pemakaman.

Tak hanya itu, warga juga melanjutkan tahap penimbunan tanah yang telah dimulai sebelumnya.

Penimbunan ini ditargetkan mencapai estimasi 100 mobil truk tanah timbunan, sebagai bagian dari upaya menjadikan area pemakaman lebih layak, tertata, dan terhormat bagi para penghuni terakhirnya.

“Alhamdulillah, periode penimbunan tahap awal sudah terselesaikan dengan 40 ret tanah timbunan. Hari ini kami lanjutkan tahap kedua dengan 20 ret. InsyaAllah ke depan akan terus berlanjut,” jelas Ketua KKJ Sidrap, IPTU Syamsuddin Arif.

Tak lupa, pihak KKJ juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang ikut mendukung kegiatan tersebut.

Salah satunya kepada Warung Makan Minang Jaya yang berkenan menyediakan konsumsi bagi para relawan dan anggota paguyuban.

Latar Belakang Kepedulian

Ketua KKJ, IPTU Syamsuddin Arif, mengungkapkan bahwa dasar utama upaya menghadirkan pemakaman khusus Kerukunan Keluarga Jawa ini berangkat dari pengalaman pahit.

“Kalau kita lihat, pemakaman umum di sekitar kota Pangkajene sudah mulai penuh. Bahkan ada pengalaman dari saudara kita yang berdomisili di Manisa, ketika ada keluarganya meninggal, mereka sempat dimintai sejumlah dana oleh pengelola pemakaman hingga mencapai Rp7 jutaan. Itu tentu sangat memberatkan,” kenangnya.

Berangkat dari kejadian itu, warga Jawa di Sidrap sepakat bergotong royong. Mereka mengumpulkan dana hingga akhirnya berhasil membeli sebidang tanah seluas kurang lebih 30 are yang berlokasi di depan SKPD, masih di wilayah Kelurahan Rijang Pittu.

Perjalanan pengadaan tanah pemakaman tersebut tidaklah mudah. Namun berkat sinergi dengan pemerintah setempat, KKJ mendapatkan dukungan penuh, mulai dari kelurahan, kecamatan, hingga kabupaten.

Bahkan Dispenda turut memfasilitasi pengurusan Akta Jual Beli serta dokumen administrasi lainnya.

“Ini menjadi perhatian khusus dari pemerintah daerah kepada kami. Alhamdulillah, selain itu kami juga mendapat bantuan dari saudara-saudara yang bekerja di lingkup PLTB. Mereka membantu dalam pembuatan pintu gerbang pemakaman,” tambah Sekretaris KKJ Sidrap Mas Karyono.

Makna Kebersamaan

Bagi KKJ, lanjut Karyono pemakaman umum bukan sekadar fasilitas. Ia menjadi simbol persatuan, kepedulian, dan penghormatan terakhir bagi anggota komunitas yang wafat.

Upaya kolektif ini merefleksikan nilai luhur yang dipegang erat warga Jawa: gotong royong.

“Semua yang kita lakukan ini adalah wujud dari rasa persaudaraan. Kami ingin memastikan bahwa setiap saudara kita, ketika tiba waktunya kembali kepada Sang Khalik, bisa dimakamkan dengan layak tanpa membebani keluarga yang ditinggalkan,” ujar  Karyono dengan nada haru.

Bakti sosial yang rutin digelar ini pun bukan sekadar tentang pembangunan fisik.

Ia menjadi ajang mempererat silaturahmi, menumbuhkan rasa kebersamaan, serta menanamkan nilai peduli sesama yang semakin langka di era modern.

Dengan adanya pemakaman umum KKJ Sidrap, warga Jawa di perantauan kini merasa lebih tenang.

Mereka memiliki ruang yang dijaga bersama, sekaligus simbol bahwa kebersamaan bisa melampaui batas kehidupan. (Aryan)