MAKASSAR, HBK – Di tengah dinamika politik nasional pascapemilu, Partai NasDem menegaskan posisinya dalam pemerintahan dengan cara yang tidak biasa. Lewat pidato yang lugas dan sarat pesan politik, Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh, menyampaikan bahwa dukungan partainya terhadap Presiden RI Prabowo Subianto bukanlah sekadar formalitas politik atau pencitraan belaka.

Berbicara dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Partai NasDem di Hotel Claro Makassar, Jumat (8/8/2025), Surya Paloh menekankan bahwa partainya akan menjadi mitra pemerintah yang jujur: siap memuji, tetapi juga tak gentar mengkritik.

“Dukungan kita bukan lip service. Kita ingin memberi dukungan penuh dengan ketulusan dan kesungguhan hati,” ujar Paloh di hadapan ribuan kader NasDem.

Rakernas dengan tema “Kemandirian Berpikir untuk Kemajuan Bangsa” itu bukan sekadar ajang konsolidasi internal. Paloh menggunakannya sebagai momen untuk menegaskan bahwa NasDem tetap memegang prinsip sebagai partai yang berpikir merdeka. Dukungan kepada pemerintah akan diberikan secara objektif dan rasional, bukan berdasarkan loyalitas kosong.

“Yang baik, harus kita dukung. Tapi kalau ada yang kurang tepat, kita sampaikan dengan cara yang benar, agar bisa diperbaiki bersama,” tegasnya.

Pernyataan itu mencerminkan sikap politik yang ingin dibangun NasDem: berada dalam barisan pemerintah tanpa kehilangan daya kritis. Sebuah posisi yang menurut Paloh, tidak hanya penting bagi demokrasi, tetapi juga krusial dalam menjaga kepercayaan publik terhadap partai politik.

Rakernas ini pun memperlihatkan bahwa NasDem tengah mengonsolidasikan perannya bukan hanya sebagai peserta koalisi, tetapi juga sebagai pengawal akal sehat dalam pemerintahan.

Di tengah konstelasi politik yang cenderung pragmatis, Surya Paloh seolah mengingatkan bahwa mendukung tidak berarti tunduk, dan berkoalisi tidak berarti membisu.

Dengan arah yang lebih eksplisit ini, NasDem tampak ingin memosisikan diri sebagai kekuatan penyeimbang yang tetap setia pada garis reformasi: progresif, namun tidak kehilangan nurani. (Ibhas)