SIDRAP, HBK — Kerja keras yang terus di lokuskan dalam memberi kenyamanan, rasa keadilan dalam penegakan hukum terus diperlihatkan jajaran personil Polres Sidrap.

Keberhasilan ini bukan semata-mata sekedar pekerjaan kewajiban seorang petugas, melainkan ini dorongan hati nurani dan tanggung jawab moril pada masyarakat bagaimana benar-benar memberikan rasa keadilan yang nyata.

Inilah Keberhasilan Polres Sidrap mengungkap kasus pembunuhan Mona Kelana Putri (34) di Wisma Grand Dua Pitue dalam waktu singkat bukan hanya menjadi kabar gembira bagi masyarakat, tetapi juga menjadi catatan prestasi gemilang aparat kepolisian di daerah ini.

Kapolres Sidrap, AKBP Dr. Fantry Taherong, SH, SIK, MH, menegaskan akan memberikan reward khusus dan penghargaan kepada personel gabungan yang terlibat dalam misi investigasi pengungkapan kasus tersebut.

Tiga satuan yang akan menerima penghargaan itu adalah:

  • Resmob Pasukan Papa Jarang Pulang (PJP),
  • Satuan Intelkam, dan
  • Personel Reskrim Polsek Dua Pitue.

Kerja Siang Malam, Tak Mengenal Lelah

Kapolres mengakui bahwa pengungkapan kasus ini membutuhkan kerja keras luar biasa dan kekompakan kerjasama tim yang baik sehingga membuahkan hasil.

Personel di lapangan rela siang malam menelusuri jejak buram pelaku, dari rekaman CCTV dengan kualitas minim hingga pemeriksaan digital forensik dengan menggunakan tehnik Scientific Crime Investigation (SCI).

“Dalam hitungan hari, kasus yang awalnya kabur dan samar, berhasil kita ungkap terang benderang. Semua ini berkat dedikasi personel yang bekerja keras tanpa mengenal waktu, mengorbankan istirahat demi kebenaran dan keadilan,” tutur Kapolres saat merilis kasus tersebut.

Bukti Profesionalisme dan Komitmen

Dalam setahun terakhir, Resmob Polres Sidrap sendiri telah mencatat keberhasilan mengungkap dua kasus pembunuhan menonjol. Yakni kasus kematian musisi gambus Al Ghazali beberapa waktu lalu dan kasus wisma Dua Pitue.

Hal ini menunjukkan konsistensi aparat personil Polres Sidrap dalam menghadapi tantangan kejahatan kekerasan yang kerap menimbulkan keresahan publik.

Kapolres dr Fantry menekankan bahwa penghargaan bukan sekadar simbol dan seremonial, melainkan bentuk motivasi dan pengakuan atas integritas anggota.

“Penghargaan ini adalah wujud perhatian pimpinan terhadap kerja keras anggota. Bapak Kapolda Sulsel sudah sampaikan apresiasi dan terimakasihnya. Kami ingin setiap personel merasa dihargai, sekaligus menumbuhkan semangat baru untuk terus profesional dalam melayani masyarakat,” jelasnya.

Sinergi dengan Masyarakat

Selain memuji anak buahnya, Kapolres juga menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat yang ikut aktif membantu polisi.

Informasi kecil dari warga terbukti menjadi petunjuk penting dalam mengarahkan investigasi.

“Polisi tidak bisa bekerja sendirian. Keberhasilan ini adalah kolaborasi. Masyarakat yang memberikan informasi turut memudahkan tugas kami di lapangan,” tegasnya.

Edukasi untuk Publik: Hukum Tak Pernah Tidur

Kapolres berharap keberhasilan ini menjadi edukasi bagi masyarakat bahwa setiap tindak kejahatan pasti akan diusut hingga tuntas. Hukum, meski terkadang tampak lambat, pada akhirnya selalu menemukan jalannya.

“Pesan kami jelas: jangan pernah mencoba bersembunyi di balik kejahatan. Polisi akan bekerja, menelusuri setiap jejak, sampai akhirnya kami ungkap dan pelaku tertangkap. Ini demi rasa aman, demi tegaknya hukum, dan demi keadilan bagi korban maupun keluarganya,” tandas Kapolres.

Refleksi Humanis

Di balik keberhasilan teknis pengungkapan kasus, ada wajah lelah para anggota yang meninggalkan keluarga berhari-hari, ada kerja kolektif yang terjalin erat, dan ada tekad kuat bahwa keadilan harus ditegakkan.

Kasus Dua Pitue menjadi bukti nyata bahwa profesionalisme, kerja keras, dan sinergi masyarakat-polisi adalah kunci menciptakan rasa aman di tengah masyarakat. (Arya)