SIDRAP, HBK— Kepulangan Syaqira, kontestan cilik Dangdut Academy 7 (DA7) Indosiar, menjadi bukti betapa kuatnya hubungan emosional masyarakat Sidrap terhadap sang idola. Meski perjuangannya terhenti di babak Top 7, cinta dan kebanggaan warga tidak sedikit pun berkurang.

Justru, momen pulangnya Syaqira berubah menjadi lautan dukungan yang luar biasa, menciptakan sejarah baru tentang totalitas masyarakat dalam menyambut putri daerahnya.

Totalitas Warga: Menunggu Sejak Pagi Hingga Malam

Sejak kabar kepulangan Syaqira menyebar, antusiasme warga Sidrap memuncak. Ribuan masyarakat rela menunggu sejak pagi hingga malam hari di Rumah Jabatan Bupati Sidrap. Mereka memadati area luar maupun dalam pekarangan rujab, sebagian membawa poster, spanduk, bahkan bunga sebagai simbol cinta kepada sang “Peri Kecil” yang telah mengharumkan nama daerah.

Padahal, waktu kedatangan Syaqira sempat molor jauh dari perkiraan. Perjalanan panjang Makassar–Sidrap yang biasanya hanya ditempuh sekitar 3 jam, membengkak hingga lebih dari 12 jam akibat padatnya masyarakat yang menunggu di sepanjang jalur yang dilalui rombongan.

Namun, waktu yang panjang itu tak menurunkan semangat. Setiap menit dilalui dengan penuh kesabaran dan kebanggaan. Bagi mereka, kehadiran Syaqira bukan sekadar pulangnya seorang penyanyi, tetapi pulangnya simbol harapan dan inspirasi bagi generasi muda Sidrap.

Perjalanan yang Berubah Menjadi Arak-Arakan Cinta

Syaqira yang tiba melalui Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sekitar pukul 09.00 Wita, langsung disambut gelombang masyarakat yang menunggu di berbagai titik Kabupaten/Kota yang ia lewati. Mulai dari Maros, Pangkep, Barru, Parepare, hingga memasuki Kabupaten Sidrap, masyarakat berdiri di pinggir jalan, sebagian di bawah terik matahari, sebagian lagi nekat menunggu dalam kondisi hujan hanya demi melihat sang idola melintas.

Rombongan baru meninggalkan bandara sekitar pukul 09.30 Wita. Tetapi bayangkan, waktu 3 jam yang biasanya cukup untuk sampai di Sidrap berubah menjadi 12 jam perjalanan melelahkan karena tak henti-hentinya warga menghadang dengan salam hangat dan sorakan penyemangat.

“Syaqira… Syaqira… Peri Kecil!” begitu teriakan yang menggema di sepanjang perjalanan.

Bupati Sidrap Turun Langsung Menjemput

Totalitas masyarakat seolah menjadi energi tambahan saat Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif, turut serta menjemput Syaqira. Bupati bahkan menunggu rombongan di perbatasan Parepare–Sidrap, tepatnya di Desa Mattiro Tasi, untuk mengawal langsung perjalanan menuju Rumah Jabatan Bupati.

Antusias warga semakin menggila setelah mengetahui bupati dan Syaqira berada dalam satu rombongan. Syaqira dan Bupati H Syaharuddin berulang kali menghentikan kendaraan untuk menyapa warga, melambaikan tangan, dan menyalami para pendukung yang sudah berjam-jam berdiri di sisi jalan.

Keputusan untuk tidak mengecewakan masyarakat membuat perjalanan macet total di beberapa titik, khususnya saat rombongan memasuki Kota Pangkajene. Namun semua itu menjadi pemandangan yang indah: tumpah ruah cinta antara masyarakat dan idola yang mereka banggakan.

Penantian Berjam-Jam yang Dibalut Kebanggaan

Tidak sedikit warga yang sudah berada di Rujab Bupati sejak pagi, bahkan sebelum rombongan berangkat dari Makassar. Mereka bertahan berjam-jam, mulai dari anak kecil hingga orang tua, hanya demi menyambut pulang gadis cilik berwajah manis yang kini menjadi ikon kebanggaan Sidrap.

Beberapa warga mengaku rela tidak berjualan, tidak pergi ke sawah, hingga menunda acara keluarga. Bukan karena sekadar ingin bertemu Syaqira, tetapi karena merasa ia telah membawa nama Sidrap ke panggung nasional dan memperkenalkan daerahnya ke jutaan penonton Indonesia.

Totalitas dukungan itu menunjukkan bahwa Syaqira bukan hanya artis—ia adalah representasi mimpi masyarakat. Ia simbol bahwa anak Sidrap bisa bersaing di kancah nasional, bisa tampil elegan, dan bisa membanggakan daerah dari panggung mana pun.

Peri Kecil yang Memenangkan Hati Warga

Meski langkahnya terhenti di panggung DA7, cinta masyarakat Sidrap kepada Syaqira justru semakin besar. Mereka bangga, mereka tersentuh, dan mereka merasa perjuangan Syaqira adalah perjuangan mereka bersama.

Totalitas dukungan ini bukan hanya euforia sesaat. Ini adalah pesan kuat bahwa Sidrap akan selalu menjadi rumah yang hangat bagi putra-putri terbaiknya.

Peri Kecil itu mungkin tak lagi bersaing di panggung DA7, tetapi ia telah memenangkan panggung hati seluruh masyarakat Sidrap. (Arya)