SIDRAP, HBK — Belum genap sehari setelah Bupati Sidrap,H. Syaharuddin Alrif, membuka resmi pelaksanaan Muscab IDI 2025 dengan menitipkan pesan moril dan mendalam kepada para tenaga medis untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik dengan penuh cinta, kenyataan pahit justru menyapa keluarga pasien di Ruang PICU RSUD Nene Mallomo (Nemal).

Insiden tersebut, terjadi pada Kamis (04/09/2025), kemarin, seorang keluarga pasien mengaku kecewa atas sikap salah seorang oknum perawat yang dinilai arogan dan tidak beretika saat berinteraksi dengan pasien dan pendamping.

Perilaku ini dinilai berbanding terbalik dengan semangat pelayanan prima yang tengah digelorakan pemerintah daerah.

“Kami paham aturan rumah sakit, termasuk larangan membuka tikar penjaga terlalu lebar. Tapi cara menyampaikan aturan itu kan bisa lebih halus, sopan, dan manusiawi,” ujar Hafsah, salah satu keluarga pasien yang ditemui awak media, dengan nada kesal, Jumat (5/9/2025).

Menurut Hafsah, oknum perawat tersebut bahkan melontarkan kalimat yang dinilai tidak pantas dan merendahkan keluarga pasien, seolah-olah para pasien dan keluarganya yang “menumpang” di rumah sakit, bukan justru berhak mendapat pelayanan yang baik.

Kontras Harapan dan Kenyataan

Pada Rabu (03/09/2025), saat membuka Muscab Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Aula Puskesmas Maritengngae, Bupati Syaharuddin menekankan pentingnya tenaga medis di Sidrap untuk mengedepankan pelayanan penuh cinta, kasih sayang, dan sikap humanis kepada masyarakat.

Namun, pengalaman sejumlah keluarga pasien di Ruang PICU RSUD Nemal seolah memukul balik pesan tersebut.

“Kami kecewa. Baru kemarin Pak Bupati bicara soal pelayanan penuh cinta, tapi hari ini kami malah dapat omelan dengan nada tinggi. Bahkan ada ucapan soal ‘dosa’ dan ‘tuhan’ yang menurut kami tidak pantas dilontarkan seorang perawat ke keluarga pasien,” ungkap Firman, keluarga pasien lainnya, dengan mata berkaca-kaca.

Firman mengaku sempat terpikir untuk memulangkan orang tuanya karena merasa terhina atas ucapan sang oknum perawat.

Desakan Evaluasi Manajemen RSUD Nemal

Perilaku arogan satu oknum ini membuat banyak pihak menyoroti kinerja manajemen RSUD Nene Mallomo.

Pasalnya, visi pelayanan kesehatan pemerintah daerah yang ramah dan berbasis prinsip 5S — Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun — justru tercederai.

“Kalau internal rumah sakit saja tidak bisa menerapkan prinsip 5S, bagaimana mungkin visi pelayanan publik terbaik bisa terwujud?” tegasnya.

Masyarakat yang pernah berkaitan dengan pelayanan di RS Nemal, khususnya Keluarga pasien mendesak Direktur RSUD Nene Mallomo untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tenaga perawat, khususnya di ruang intensif seperti PICU, yang seharusnya mengedepankan komunikasi empatik kepada pasien dan keluarga pasien.

Harapan Perbaikan Layanan

Insiden ini diharapkan menjadi bahan evaluasi serius agar pelayanan kesehatan di Sidrap kembali pada rel semangat yang ditekankan Bupati: memberikan pelayanan terbaik, dengan cinta, kasih sayang, dan penghormatan terhadap pasien serta keluarga pasien.

Keluarga pasien juga meminta Pemkab Sidrap dan Dinas Kesehatan untuk turun langsung melakukan pengawasan pelayanan publik di rumah sakit, agar kepercayaan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan milik daerah tidak luntur. (Arya)