PAREPARE, HBK – Perang melawan narkoba di Kota Parepare kembali menorehkan catatan dramatis.
Setelah pada awal bulan lalu Polres Parepare berhasil mengungkap kasus penyelundupan 20 kilogram sabu, Satuan yang dipimpin AKBP Indra Waspada Yudha yang baru bertugas di Parepare sukses menoreh prestasi kedua kalinya dan fantastis.
Terbaru, aparat Satnarkoba Parepare kembali menggagalkan upaya masuknya 44 kilogram sabu melalui jalur laut.
Dua pengungkapan dalam kurun waktu singkat ini menegaskan satu hal: Parepare mulai dijadikan jalur emas sindikat narkoba lintas provinsi.
Modus Sama, Skala Lebih Besar
Dalam kasus terbaru, tersangka berinisial AA ditangkap aparat Satnarkoba Polres Parepare setelah menumpang kapal KM Aditya dari Samarinda menuju Pelabuhan Nusantara, Jumat (5/9/2025). Polisi yang sudah melakukan pengintaian lebih awal menemukan sabu dalam 44 bungkus teh China merek Guangying Wan.
“Pelaku mengaku hanya kurir, dijanjikan Rp88 juta untuk sekali pengantaran. Identitas pemilik barang masih kami dalami,” jelas Kapolres Parepare, AKBP Indra Waspada Yuda, saat konferensi pers, Kamis (18/9).
Fakta mencengangkan: modus yang digunakan hampir sama dengan kasus 20 kilogram sabu yang diungkap belum lama ini. Bedanya, jumlah barang haram yang disita kali ini lebih dari dua kali lipat.
Parepare Jadi Target Sindikat Besar?
Dua kasus dengan jumlah fantastis dalam waktu berdekatan membuka pertanyaan besar: apakah Parepare sedang dijadikan jalur utama distribusi narkoba ke Indonesia Timur?
Letak geografis Parepare yang memiliki pelabuhan strategis dengan akses langsung ke Kalimantan, Sulawesi, hingga wilayah timur Indonesia membuat kota ini rawan menjadi transit narkoba. Modus melalui jalur laut dianggap lebih aman dibandingkan jalur darat atau udara.
“Bukan mustahil Parepare sudah dipetakan sebagai titik masuk. Pola dan jumlah barang bukti yang besar ini menunjukkan keterlibatan jaringan internasional,” kata seorang sumber kepolisian yang enggan disebutkan namanya.
Ancaman Serius Bagi Generasi Muda
Jika ditotal, dalam dua operasi besar terakhir, Polres Parepare sudah menyita 64 kilogram sabu. Jumlah ini setara dengan jutaan dosis siap edar bernilai ratusan miliar rupiah di pasaran gelap.
Tanpa pengungkapan ini, barang tersebut bisa saja beredar bebas dan menghancurkan generasi muda Sulawesi Selatan. “Ini bukan sekadar kasus kriminal, tapi ancaman serius terhadap ketahanan sosial dan masa depan bangsa,” tegas seorang pemerhati sosial Parepare.
Upaya Polres Parepare Patut Diapresiasi
Dengan dua pengungkapan besar dalam waktu singkat, Polres Parepare membuktikan keseriusannya dalam menutup ruang gerak sindikat narkoba. Namun, para bandar jelas tidak akan berhenti.
Kini, tugas aparat tidak hanya berhenti pada penangkapan kurir. Lebih jauh, dibutuhkan investigasi mendalam untuk membongkar siapa pemilik sebenarnya dan jaringan besar di balik layar. Tanpa itu, Parepare akan terus menjadi medan tempur utama dalam peredaran narkoba skala besar. (Arya)
Tinggalkan Balasan