SIDRAP, HBK – Perubahan iklim yang semakin tidak menentu telah membawa tantangan besar bagi sektor pertanian, terutama di Indonesia.
Suhu yang meningkat dan curah hujan yang tidak dapat diprediksi mengganggu siklus tanam, serta menurunkan produktivitas tanaman.
Selain itu, rendahnya minat generasi muda untuk menjadi petani semakin memperburuk kondisi ini. Akibatnya, keberlanjutan produksi pangan nasional menjadi perhatian serius.
Menanggapi situasi ini, Bulog meluncurkan Program Mitra Tani di Sulawesi Selatan, sebuah inisiatif untuk mendukung petani secara langsung.
Program ini berfokus pada penyediaan akses ke sumber daya pertanian krusial seperti pupuk, benih, dan teknologi, serta memberikan pembiayaan produksi agar petani dapat menjalankan praktik pertanian berkelanjutan.
“Dalam menghadapi krisis pangan global, kami berkomitmen untuk mengembangkan sistem yang dapat merespons cepat terhadap gangguan pasar dan fluktuasi harga pangan. Melalui Mitra Tani, kami memperkuat rantai pasokan, meningkatkan produktivitas, dan memberikan pelatihan kepada petani tentang metode pertanian berkelanjutan,” kata Febby Novianti, Direktur Bisnis Bulog.
Data dari Badan Pangan Nasional menunjukkan bahwa permintaan beras di Indonesia mencapai 31,2 juta ton, namun produksi beras menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Program Mitra Tani dirancang untuk menghadapi tantangan ini, khususnya penurunan produksi pangan yang disebabkan oleh krisis iklim dan menurunnya jumlah petani.
Program ini bertujuan mendukung petani di tingkat hulu, mengatasi masalah seperti kesuburan tanah, keterbatasan modal, dan akses terbatas terhadap input pertanian berkualitas serta teknologi.
“Dengan bekerja sama langsung dengan petani, Bulog ingin memahami biaya produksi, meningkatkan kesejahteraan petani, dan mendapatkan beras langsung dari mereka, menciptakan sistem yang lebih berkelanjutan dan efisien,” tambah Fahrurozi, Ketua Project Management Officer Program Mitra Tani.
Selain dukungan finansial, program ini juga menyediakan bantuan agronomi dan input teknologi, seperti mekanisasi pertanian dan panduan pengelolaan tanaman yang optimal, untuk meningkatkan ketahanan jangka panjang sektor pertanian.
Hingga Oktober 2024, separuh lahan proyek telah dipanen, sementara sisanya akan dipanen pada November. Hingga saat ini, Bulog telah menyerap hampir 5.660 ton beras dari proyek percontohan yang mencakup 1.335 hektar lahan padi di Pinrang, Sidrap, dan Gowa, Sulawesi Selatan.
Dengan potensi perluasan hingga 100.000 hektar di Sulawesi Selatan dan target nasional 700.000 hektar, program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas petani secara signifikan.
Program Mitra Tani juga melibatkan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta dan universitas, dengan fokus pada pendampingan pertanian dan pengembangan budidaya.
Dalam pilot project 2024, Bulog bermitra dengan PB. Sehati, CV. Zinta Tiga Terang, dan Universitas Hasanuddin.
Proyek ini telah menunjukkan hasil positif, dengan peningkatan produktivitas sebesar 6,25%, mencapai rata-rata 5,6 ton per hektar.
Keberhasilan ini dicapai meski di tengah tantangan seperti serangan hama yang merugikan petani konvensional. (*)
Tinggalkan Balasan