JAKARTA, HBK — Kabupaten Enrekang kembali menorehkan prestasi gemilang di tingkat nasional. Dalam ajang Festival Pesona 2025 yang digelar Kementerian Kehutanan RI di Auditorium Manggala Wanabakti, Jakarta, Kamis (21/8/2025), Enrekang dinobatkan sebagai Pemerintah Daerah Kedua Terbaik dalam Pengelolaan Perhutanan Sosial.
Festival tahunan ini merupakan agenda Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial sebagai upaya memperkuat sinergi lintas pihak untuk mempercepat pengelolaan hutan berkelanjutan, sesuai amanat Perpres Nomor 28 Tahun 2023.
Tahun ini, festival mengusung tagline “Merawat Hutan, Mewariskan Harapan”, menampilkan pameran hasil hutan, talkshow, dan diskusi multi-pihak tentang praktik terbaik pengelolaan hutan di berbagai daerah.
Pada tahap penilaian final yang dilakukan 6 Agustus 2025, Dewan Juri menetapkan pemenang untuk tiga kategori utama: Pendamping Terbaik, Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Terbaik, dan Pemerintah Daerah Terbaik.
Untuk kategori pemda kabupaten/kota, Enrekang bersanding dengan Kabupaten Berau (Kalimantan Timur) dan Kabupaten Pesawaran (Lampung) sebagai penerima penghargaan.
Penghargaan tersebut diterima Mursalim Bagenda, Asisten III Setda Enrekang, yang hadir mewakili Bupati Enrekang, Muh. Yusuf Ritangnga. Ia mengungkapkan rasa bangga dan apresiasinya terhadap capaian ini.
“Prestasi ini adalah hasil kerja kolektif. Arahan Bupati dan dukungan seluruh stakeholder perhutanan menjadi kunci keberhasilan kita. Harapan kami, perhutanan sosial di Enrekang terus berkembang dan memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Enrekang, Daerah Progresif Perhutanan Sosial
Kabupaten Enrekang dikenal progresif dalam pengelolaan perhutanan sosial. Sejak 2018, sebanyak 108 Masyarakat Hukum Adat (MHA) telah memperoleh SK Hutan Adat, dan 48 kelompok di antaranya membentuk KUPS sebagai wadah usaha berbasis hutan.
Dukungan pemerintah daerah memacu masyarakat mengembangkan ekowisata, usaha hasil hutan non-kayu, hingga pertanian berkelanjutan.
Dengan luas kawasan hutan sekitar 74.786 hektar, sebagian besar telah dikelola melalui skema perhutanan sosial, memberikan dampak nyata pada ekonomi masyarakat sekaligus menjaga kelestarian ekosistem.
Direktur Jenderal Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan RI menegaskan pentingnya penghargaan ini sebagai motivasi kolektif.
“Pengelolaan perhutanan sosial adalah jalan tengah untuk kesejahteraan dan kelestarian. Kolaborasi pemerintah pusat, daerah, pendamping, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan,” tandasnya.
Capaian ini menegaskan posisi Enrekang sebagai salah satu daerah terdepan dalam memadukan konservasi hutan dan pemberdayaan masyarakat.
Dengan visi berkelanjutan, Enrekang tak hanya menjaga warisan alam, tetapi juga memastikan harapan ekonomi masyarakatnya terus tumbuh. (Abbas)
Tinggalkan Balasan