SUBULUSSALAM, HBK – Anggota DPRK Subulussalam, Antoni Angkat, menyoroti meningkatnya kasus pelecehan dan kekerasan seksual terhadap anak di wilayahnya.
Ia mendesak Pemerintah Kota Subulussalam mengambil langkah konkret dan sistematis untuk menanggulangi persoalan ini yang dinilainya sudah dalam tahap darurat.
“Ini bukan sekadar soal penegakan hukum setelah kejadian, tapi bagaimana mencegah agar kasus serupa tidak terus berulang. Pemerintah harus hadir dengan pendekatan yang menyeluruh,” tegas Antoni kepada wartawan, Selasa (29/7/2025).
Menurutnya, upaya pencegahan mesti melibatkan seluruh elemen masyarakat—dari pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama, lembaga pendidikan, hingga keluarga.
Ia menekankan pentingnya edukasi seksual sejak dini, penguatan peran keluarga, serta pembentukan sistem deteksi dini berbasis masyarakat.
“Penegakan hukum memang penting, tapi itu hanya mengatasi dampak. Yang lebih utama adalah memutus rantai kejadian dengan edukasi, pendampingan, dan pengawasan,” ujarnya.
Antoni juga menyoroti pentingnya layanan psikologis terpadu bagi korban, serta kampanye publik yang masif dan berkelanjutan untuk membangun kesadaran kolektif terhadap bahaya kekerasan seksual terhadap anak.
“Korban jangan dibiarkan berjuang sendiri. Negara dan masyarakat harus hadir memberi perlindungan dan pemulihan yang layak,” tambahnya.
Desak Segera Dibentuk KPAD
Dalam kesempatan yang sama, Antoni mendesak pemerintah segera membentuk Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) sebagai lembaga khusus yang menangani perlindungan anak secara lebih terarah dan berkelanjutan.
“KPAD adalah kebutuhan mendesak. Kita butuh institusi yang secara struktural dan fungsional bisa menjadi garda terdepan dalam memantau, menangani, dan memberi rekomendasi kebijakan perlindungan anak,” ujarnya.
Antoni menilai, kehadiran KPAD akan memperkuat kolaborasi lintas sektor serta memberi ruang yang lebih luas dalam advokasi dan perlindungan hak-hak anak secara menyeluruh.
Selain itu, ia juga mendorong peningkatan peran Satpol PP, terutama dalam menjaga ketertiban sosial yang berkaitan dengan anak dan remaja. Salah satu usulannya adalah patroli malam secara rutin untuk mencegah anak-anak dan remaja berkeliaran tanpa pengawasan.
“Banyak remaja masih berkeliaran hingga larut malam, ini sangat rawan terhadap kekerasan dan eksploitasi. Satpol PP harus lebih aktif turun ke lapangan,” tegasnya.
Ia menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa perlindungan anak tidak boleh dilakukan secara parsial.
“Kita ingin Subulussalam menjadi kota yang benar-benar layak anak, bukan hanya slogan. Itu butuh komitmen nyata dan sinergi dari seluruh pihak,” pungkasnya.
(Amdan Harahap)
Tinggalkan Balasan