4 Calon Bupati Di Pilkada Sinjai, Keayaan Hj. Nursanti Tertinggi Tanpa Utang Versi LHKPN KPK

SINJAI, HBK– Hj. Nursanti, salah satu Calon Bupati Sinjai, mencatatkan diri sebagai kandidat dengan harta kekayaan tertinggi di antara tiga kandidat lainnya yang bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK, total kekayaan Hj. Nursanti mencapai Rp28,714 miliar.

Kekayaan Hj. Nursanti terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp25 miliar, alat transportasi senilai Rp1,714 miliar, serta kas setara Rp2 miliar. Angka ini lebih besar dibandingkan kandidat lainnya, yakni Hj. Ratnawati Arif, Muyazzin Arif, dan Andi Kartini Ottong.

Di urutan kedua, Hj. Ratnawati Arif memiliki harta kekayaan sebesar Rp26,472 miliar. Rincian kekayaannya meliputi tanah dan bangunan senilai Rp28,063 miliar, alat transportasi mesin senilai Rp4,298 miliar, harta bergerak senilai Rp250 juta, dan uang kas setara Rp910 juta. Namun, Hj. Ratnawati Arif memiliki utang sebesar Rp7,050 miliar, sehingga total kekayaannya menjadi Rp26,472 miliar.

Calon Bupati Sinjai di urutan ketiga, Muzayyin Arif, memiliki total harta sebesar Rp26,126 miliar. Kekayaannya terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp22,483 miliar, transportasi dan mesin senilai Rp735 juta, harta bergerak senilai Rp119,450 juta, serta kas setara Rp2,788 miliar tanpa utang.

Berbeda dengan kandidat lainnya, mantan Wakil Bupati Sinjai, Andi Kartini Ottong, merupakan calon dengan harta kekayaan terendah. Berdasarkan data dari situs elhkpn.kpk.go.id, pelaporan 24 Maret 2024 periodik 2023, jumlah harta kekayaannya mencapai Rp1,340 miliar. Rinciannya meliputi tanah dan bangunan senilai Rp1,190 miliar, alat transportasi dan mesin senilai Rp186,500 juta, harta bergerak lainnya senilai Rp10 juta, kas setara Rp10,560 juta, dan utang sebesar Rp56,225 juta.

Dengan perbedaan kekayaan yang signifikan di antara para kandidat, publik Sinjai kini menantikan bagaimana kekayaan ini akan mempengaruhi dinamika Pilkada 2024. Apakah kekayaan akan menjadi faktor penentu dalam memenangkan hati pemilih, ataukah visi dan misi yang lebih penting? Hanya waktu yang akan menjawab.(RLS/FITRAH)